my map

https://www.google.co.id/maps/@-7.5532988,110.7662994,189m/data=!3m1!1e3!4m2!5m1!1b1?hl=id

Sunday, April 15, 2007

Cocok Infusnya ato Cocok Plate-nya?

Terjun dalam aktivitas “dakwah” membuat saya memunyai banyak kenalan dengan beraneka ragam profesi dan karakter. Kenalan sekaligus teman saya bisa berprofesi guru SD sampai perguruan tinggi, pengacara, aktivis LSM, dokter, perawat, fisioterapis, penulis, dai, dan bahkan penjual es dawet ayu.

Dalam sebuah acara, terjadi dialog yang sangat menyentil hati saya….

Teman saya yang berprofesi guru SD mengalami kecelakaan beserta istrinya, naik sepeda motor dan sama-sama menderita multiple trauma. Sempat hampir seminggu masuk ICU. Menjalani dua kali operasi, yaitu operasi pembetulan saluran kencingnya yang mengalami rupture (putus) dan reposisi tulang belikatnya. Luar biasa parahnya demikian pula istrinya jauh lebih parah lagi serta dalam keadaan hamil 5 bulan.

Singkat cerita….BADAI telah berlalu. Keduanya selamat, bayi yang dikandungnya selamat, saat ini tumbuh kembang anaknya berjalan normal seperti bayi yang lain. Masalah keuangan untuk biaya masuk rumah sakit, sungguh sangat luar biasa melihat keguyuban keluarga dan para teman yang sama-sama aktif memakmurkan masjid, serta teman sekantornya. Berbagai sumbangan bantuan datang mengalir ikut meringankan beban keuangan yang harus ditanggung teman guru SD saya itu. Dia sendiri “hanya” menjual satu sepeda motor milik orang tuanya. Hingga saat ini tidak ada sisa beban keuangan yang masih menjadi tanggungannya.

Kembali pada dialog antara teman guru SD dan pengacara tadi…

“Pak Hani lho……habis operasi dan masuk rumah sakit…kok….tambah gemuk saja…” saya memulai dialog.

Pak Hani hanya tersenyum saja dengan mata yang berbinar kepada saya…

Berarti cocok infusnya pak…” tiba-tiba pak Widodo teman saya yang pengacara nylonong masuk dalam pembicaraan kami..

“ha ha ha ha ha” kami pun tertawa… geli

………………………………………

Ketegangan yang diceritakan dalam suasana santai apalagi suasana humor adalah obat ampuh dalam mengobati PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)…. Demikian yang dikatakan Daniel Goleman dalam bukunya yang fenomenal Emotional Intelligence…

Saya jadi teringat akan novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman Alshirazi… yang bercerita tentang…Eksan anak orang miskin desa… yang merayakan ulang tahunnya dengan mengundang anak-anak sedesa…sama-sama miskinnya… anak-anak itu saling berbagi..saling cuil-mencuil makanan… dalam suasana riang gembira…dan Eksan menjadi percaya diri…merasa bahwa dirinya diterima…lupa akan kemiskinan yang melilit dirinya… kata Habiburrahman…orang desa itu miskin harta tetapi KAYA CARA AKAN MENCIPTAKAN KEBAHAGIAAN…..

……………………………

“Sebentar pak Widodo…pak Hani kan…juga terpasang plate di tulang belikatnya… jadi sebenarnya yang membuat gemuk itu… cocok infusnya atau cocok platenya…”

“ha ha ha ha ha ha ha..” suara ketawa kembali meledak dahsyat..sedahsyat letusan gunung merapi yang meletus…

……………………………………….

Moral lesson for doctor is

Dengan inspirasi dari Ust Habiburrahman, maka

dokter kaya adalah dokter yang kaya akan cara mewujudkan kebahagiaan yang dapat dirasakan, baik untuk dirinya, keluarganya, koleganya sesama dokter, bersama-sama dengan pasien, maupun keluarganya.

Sebaliknya, dokter yang miskin adalah dokter yang miskin alternatif cara mewujudkan kebahagiaan yang seimbang baik untuk diri sendiri, keluarga, kolega sesama dokter, pasien maupun keluarganya.

Dokter yang miskin dalam pengertian ini, bisa jadi ia sangat kaya materi, tetapi kualitas interaksi dan hubungan dengan keluarganya, koleganya sesama dokter, pasien dan keluarga pasien sangat kurang. Bisa jadi praktiknya laris, pasien banyak yang sembuh, tetapi interaksi dokter-pasien bersifat matematis transaksional, tidak ada ruh emosional silaturahim yang mewarnai hubungan tersebut. Pasien merasa dokter hanya buru-buru, basa-basi, dan yang dibutuhkan dokter hanyalah uang pasien. Pasien juga merasa bahwa tidak ada rasa tanggung jawab terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan dokternya. Apalagi bila ada masalah dalam pelayanan, pasien lebih mudah membayar pengacara mengajukan tuntutan tindakan malpraktik kepada dokter.

Dokter yang kaya cara menciptakan kebahagiaan, mempunyai tanggung jawab penuh terhadap usaha pasien untuk menciptakan jalan yang paling efektif dan efisien untuk memproduksi kesehatan.

Dokter tipe ini, sadar betul bahwa

biaya kesehatan yang dihasilkan dari pelayanan kesehatan yang dia selenggarakan, secara makro akan berdampak pada meningkatnya biaya total produksi masyarakat.

Yang selalu menjadi pikirannya adalah bagaimana masyarakat bisa menghemat pengeluaran belanja kesehatannya.

Bila salah satu unsur biaya produksi turun, sumber daya yang bersifat materi dan nonmateri serta waktu yang terbuang bisa dialokasikan untuk kepentingan-kepentingan lain yang lebih mendesak sehingga produktifitas masyarakat secara umum akan meningkat.

21 comments:

Anonymous said...

mudah2an pak dokter Yusup eh Yusuf tetap rendah hati begini meski sudah kaya besok. Amiiinnnnn

Anonymous said...

dokter yusup memang oke :D

Manda La Mendol said...

aduh ngga nyangka dokter baca Ayat-ayat Cinta juga ! Saya nuangisss kepiyer-piyer bacanya. Jenengan nangis ngga ?

Mashuri said...

Negara harus berperan dalam penyelenggaraan kesehatan. Harusnya, obat dan alat/bahan kesehatan harus disamakan dengan beras, BBM, dan bahan pokok laen sehingga harganya bisa ditekan...

Tapi, kayaknya negara ini lebih ke arah "minimalis". Negara hanya menjadi "koordinator". Akibatnya, kesehatan menjadi "ladang" industri yang siapa saja bisa bergumul di dalamnya....

Yusuf Alam Romadhon said...

#de
makasih doanya amin..
#Venus
makasih amin..
#Jagoan makan
Iya saya seneng banget sama novel ayat-ayat cinta... nangis pada bagian tertentu..
#Mashuri
setuju sekali..

iway disini said...

duhhh njenengan tuh :D semoga tetep bisa rendah hati

Nieke,, said...

"Yang selalu menjadi pikirannya adalah bagaimana masyarakat bisa menghemat pengeluaran belanja kesehatannya."

biar ga usah cape2 mikirin hemat, mending hidup sehat aja kali ya dok.. kasih tips donk dok hidup sehat murah meriah ala anak kost. hehe.. xD

btw, ummbbb.. "jenengan" tuh apa ya? xD

Anonymous said...

Jadi mellow jika memang dilihat dari sisi yg dramatis. Tapi bukan itu maksud saya. Tanpa keinginan untuk mempengaruhi, juga tanpa tendensi apa apa atas pengaruh budaya, agama maupun paham. Saya hanya mencoba mengutarakan akar dari setiap perihal, dari sisi yang paling universal. Jika ada yg ingin menanggapinya dari sisi lain, dipersilahkan dengan sangat. Bukankah itu fungsinya pengutaraan sebuah pemikiran? Agar ketika saya berusaha memperkokoh akar sekuntum bunga, maka ada orang lain yang membantu merawat batang dan bunganya ^_^

Anonymous said...

Comment for the post:
Tidak banyak orang yang cukup modal untuk membahagiakan diri sendiri, apalagi membahagiakan orang lain. Kekurangan semangat memberid an berbagi. Keep sharing ya Pak, karena keinginan membagi informasi dan pemikiran saja sudah cukup sebagai modal untuk bahagia.

Admin said...

nah...di indonesia banyak dokter jenis yang mana ni pak dokter..."dokter kaya" kah atau "dokter miskin" kah ...:)

Anonymous said...

jadi dokter sepertinya jadi belajar tiap hari cara bahagia yang efektif...tiap hari melihat banyak banget orang yang ga sesehat dirinya...:D

Yusuf Alam Romadhon said...

buat iway
iya maturnuwun... amin..
buat Nieke
Iya diusahain.. "jenengan" itu "Anda" dalam bahasa Jawa halus non... tak doain dapat orang Jawa deh.. biar pinter bahasa jawa... he he he
buat Qeong ungu
iya.. mengerti deh...
buat Qee..
OK Qee...
buat My alter
Mudah2an banyak yang dokter Kaya Hati..
buat mas Triyadi
Wah mas kemarin mo ngasih komen di blog jenengan.. pas blogger komen lelet banget.. u/ this post.. iya ya mas bisa belajar mensyukuri nikmat sehat lebih mendalam ya mas...

Anonymous said...

enaknya ngobyek apaan ya dok.. :D

vivi said...

mellow juga nih bacanya kasihan ma guru sd itu syukur udah sehat ya dok :)

Anonymous said...

hmmm.. menarik.. sekarang pertanyaannya, gimana caranya menjadi dokter yang kaya seperti itu dok?

soalnya di sini kan karakter serta pembawaan masing-masing dokter akan berpengaruh besar juga... :)

GrapZ said...

kadang juga soal dokter kaya dan dokter miskin -berdasar harta- juga karena tuntutan massa, kalo dokter pasti kaya...jadi kdang dokter mencoba memenuhi -ato mencoba tidak mengecewakan- massa...hehehe alibi yah....

emang sebenernya jangan pernah dengerin omongan ngga penting hehehe

pyuriko said...

Dokter yang sprt ini nihh... yang banyak disukai pasiennya...

Semoga dokter bisa slalu rendah hati....

Juminten said...

Iya tuh, Dok! Kasih tips "Hidup sehat ala anak kostan" dunkz! Huehuehue...

Btw...

Duh, Pak Dokter yg 1 ini emang baek pisannnn... (eh, yg ini bahasa Sunda ya, Dok? ;P)

NiLA Obsidian said...

yg pasti...dokter yg tulus sama yg ga tulus bisa dirasain pasiennya... kho....
bener ga dok?

Yusuf Alam Romadhon said...

Buat Dani Iswara
Ngobyek apa yaa.. I dun not know i
Buat Vivi
Iya mellow sih.. sekarang udah sehat dan udah ngajar lagi.. alhamdulillah
Buat Huda
Kayaknya ngikutin suara hati nurani aja deh... pasti ga enak bila kita berbuat salah ato mendholimi orang..
Buat Iko
Amin makasih
buat Nilla
waduh... ane bukan orang sunda non... jawa tulen..
buat Nila
Ho oh bisa dirasain kok

Yusuf Alam Romadhon said...

buat Grapz
iya setuju banget mbak... kalo selalu nurutin keinginan banyak orang pyusiing... maklum keinginan banyak orang sangat buuaaanyaaaaak sekali

Kebersamaan yang Indah Kita

Daisypath Anniversary Years Ticker

hanya bisa mengucapkan...

zwani.com myspace graphic comments