my map

https://www.google.co.id/maps/@-7.5532988,110.7662994,189m/data=!3m1!1e3!4m2!5m1!1b1?hl=id

Saturday, July 28, 2007

“Simbah minum obat penunda mens”

Betapa senang dan bahagia hati mbah Sinem, bisa ikut naik Haji di musim haji kali ini. Usahanya menabung uang yang dikumpulkan bertahun-tahun, akhirnya membuahkan hasil. Walopun uang yang ditabung mengalami penurunan nilai akibat inflasi yang terus-menerus naik, kesabaran, kedisiplinannya dalam berhemat, selama lebih dari dua puluh tahun..angka rupiah dalam jutaan rupiah itu dapat dicapai.

Prosedur naik haji, mengikuti manasik haji, pengajian bersama, membuatnya berinteraksi dengan banyak ibu-ibu lain yang kebanyakan masih muda.

“Eh Bu Joko… Sudah beli primolut?” tanya bu Hermin kepada bu Joko di sela-sela kegiatan manasik yang diselenggarakan oleh departemen agama.

“Primolut?” tanya bu Joko.

“Mengapa harus minum primolut?” sahut bu Endro menyela

Lho biar acara haji kita tidak batal gara-gara mens” jelas bu Hermin

“Belinya dimana?” tanya bu Endro bersemangat.

“Di apotik bisa kok… ato kalo susah minta resep ke dokter saja” Jelas bu Hermin lagi

“Semua dokter ato harus dokter kandungan?” tanya bu Joko

“Semua bisa..tapi kalo pingin murah ya di dokter umum saja” jelas bu Hermin

……………………………………………………

Di pertemuan selanjutnya….

“Ini tho bu pilnya” kata bu Endro

“Wah bu Endro malah paling semangat” kata bu Joko

“Bener bu.... ho oh itu yang dimaksud” kata bu Hermin.

“Sebentar bu…boleh nanya itu obat apa sih” tanya mbah Sinem yang kebetulan ikut nimbrung.

Ini obat PRIMOLUT… obatnya wanita kalo menunaikan ibadah haji” kata bu Hermin

“Wooow begitu…” kata mbah Sinem.

…………………………………….

Malam itu mbah Sinem datang di tempat dokter Hendro…

Setelah mengikuti prosedur daftar, antri dan dapat giliran diperiksa mbah Sinem akhirnya masuk ke dalam ruang periksa dokter Hendro.

Ada apa mbah, kayaknya sehat-sehat begini mau periksa apa?” tanya dokter Hendro memulai dialog.

Ini dok.. saya mau minta diresepin PRIMOLUT” kata mbah Sinem.

“Lha minta diresepin PRIMOLUT untuk apa mbah?” tanya dokter Hendro

“Soalnya teman-teman yang sama-sama manasik haji tadi semuanya membeli PRIMOLUT. Kata mereka PRIMOLUT itu obatnya wanita kalo menunaikan ibadah haji” jelas mbah Sinem.

“Begini mbah… PRIMOLUT itu kegunaannya untuk memperlambat mens. Jadi kalo ibadah haji tidak batal karena kedatangan tamu bulanan. Sehingga kalo minum PRIMOLUT mens bisa ditunda. Lha mbah Sinem masih aktif mens atau tidak?” jelas dokter Hendro sekaligus bertanya.

“Ya sudah gak lah dokter…lha wong saya ini sudah tua begini masak menstruasi” kata mbah Sinem.

“Jadi tidak ada gunanya kan…masa mbah Sinem minum obat penunda mens?” tanya dokter Hendro.

………………………..

Wednesday, July 18, 2007

“Glondaang Glondaang Glondaaang!”

Di sebuah warung makan dekat kampus. Suasana sudah ramai. Hiruk-pikuk kehidupan sudah digelar. Warung makan itu terbagi dalam tiga wilayah. Wilayah pertama adalah wilayah makanan yang telah di saji, dilayani oleh seorang pelayan yang mengambilkan makanan yang tersaji dengan menarik dan dijamin pasti mengundang selera makan. Wilayah ke dua adalah wilayah meja dan kursi tempat pelanggan duduk dan menyantap makanan. Dan wilayah ketiga adalah wilayah dapur, tempat memasak makanan, mengolah bahan mentah menjadi bahan matang, tempat mencuci dan tempat meramu minuman yang dipesan pelanggan. Untuk wilayah ke dua, ternyata terbagi menjadi dua, menyesuaikan bentuk ruangan. Bagian pertama dekat dengan wilayah makanan. Wilayah ini menguntungkan pelanggan, kalo misalnya makanan kurang banyak bisa nambah lagi. Sedang bagian kedua dekat dengan dapur, malah berdampingan dengan dapur, hanya dibatasi oleh gorden dari bambu (atau kêré dalam bahasa jawa)

Namanya saja warung makan dekat kampus… jelas… pelanggannya banyak mahasiswa dan mahasiswi…

………………………………….

Serombongan mahasiswi, setelah mengambil makanan sesuai selera, bergerombol duduk bersama di meja makan yang mereka inginkan. Posisi mereka duduk, bersebelahan dengan dapur.

“Eh kamu tahu ga… kemarin si Ani kuliah penampilannya norak banget” kata Eni

“Norak?” tanya semua cewek satu geng itu

“Pakek topi merah, baju kuning dan bawahannya ijo…kayak traffic light” kata Eni dengan mimic yang sewot. Kayaknya dia ga suka banget dengan Ani.

“Wkakakkakka wikikikikikik”

“Eh kamu kok perhatian banget sih sama Ani?” tanya Endang

“Bukan begitu… penampilan norak kan kelihatan…semua orang bisa melihat” kilah Eni tambah sewot.

“Kok jadi tegang sih…. Eh kemarin dosen kita yang serieus banget. Ternyata kalo diperhatikan, dia itu kalo ngomong….serak-serak basah.” Kata Lina

“Serak-serak basah?” semua pada bengong.

“Iya.. ngomongnya serak-serak…tapi ludahnya juga ikut nyocros keluar… pas kan serak-serak basah” jelas Lina dengan bersemangat

Wakakakakakkakkak wikikikikkkikkikkikik

………………………………

“krompyang” bunyi panci kosong jatuh.

……………………………….

“Glooondaaaaang…glooondaaaaang…glooondaaaaang…” tiba-tiba Eni berteriak lantang.

“…..” semua pada tertegun tidak percaya

Wakakakakakkakka wikikikikikkikikkkikikikkk

Eni jadi merona malu…dan semua orang jadi tahu kalo dia menderita latah..

………………………………………………………………………….

Masih mending, Eni latahnya bilang “glooondaaang….glooondaaaang…glooondaaaang”, saya pernah menemui latahnya bilang jorok… kalo mau tahu si latah ini mengucapkan “penis” dalam bahasa jawa!

Ada pula yang latahnya “jatuh cinta….jatuh cinta….jatuh cinta”. Ada yang bilang “ee… copot..copot….copot”. Pasien lain bilangnya “monyong”.

………………………………………………………………………….

Karena perilaku latah itu lucu, maka orang-orang di sekitarnya suka ngerjain… dibuat terkejut..dengan dibentak, dengan ditepuk keras agar kaget, atau berbicara dengan si latah semula nadanya datar…kemudian tiba-tiba keras…si latah terkejut…dan ACTION!!!

Lama-lama dengan berlalunya waktu… kita yang berada di sekelilingnya secara tanpa sadar memerlakukan keadaan “stigmatisasi” tersamar. Kita mempunyai ekspektasi terselubung terhadap orang-orang latah bahwa mereka sangat enak untuk kita kerjain. Bila demikian akan membuatnya tersiksa.

Orang latah yang bisa seperti mpok Atik hanya segelintir orang. Tidak semuanya bisa seperti itu. Karena tidak bisa dikomersialisasikan yang bisa mendatangkan fulus, maka mau ga mau harus disembuhkan, karena sangat mengganggu dan membuat letih bagi yang mempunyai kebiasaan latah ini.

Perlu latihan, hal utama yang harus dilakukan penderita adalah usaha penenangan diri ketika menghadapi suasana panic. Berusaha untuk tidak reaksioner. Perlu latihan relaksasi yang intens. Biasakan diri dengan memperbanyak dzikir dan mengatakan yang baik-baik agar reflex yang kaluar dari mulut ketika latah terpaksa keluar adalah ucapan-ucapan yang baik.

Tuesday, July 10, 2007

Alarm Pengganggu

Temen saya namanya Sugiyono SH

Baru enam tahun ini menggeluti profesi sebagai pengacara…prestasinya luar biasa, walopun belum setenar pengacara nasional sekaliber Paris Hotman atau OC Kaligis, tapi saya melihat kecenderungan ke sana nya sangat besar. Konflik sengketa Pilkada pernah ia tangani. Tetapi kasus terbanyak yang ia tangani adalah konflik rumah tangga yang berujung pada perceraian.

Saya tidak menyebabkan orang bercerai, saya hanya menguruskan administrasi orang yang jelas bercerai saja” kata pak Sugiyono

“Ooooo gitu….” Kata saya

“Pak Gi…. Ini di luar topik… saya pengen tanya nih ….pak Gi sendiri anaknya kan empat…ga punya pembantu… terus bagaimana ngurusin anak, ngurus pekerjaan dan ngurus istri…?” tanya saya

“Begini…saya selalu memasang alarm jam beker…saya setel jam 03.00 WIB…biar bisa bangun..” kata pak Gi (saya biasa memanggilnya pak Gi)

“terus…?” tanya saya penasaran ingin tahu cerita selanjutnya

“Ya seringnya saya bangun subuh…” jawab pak Gi enteng

“Lha kok bisa? Kan alarm bekernya bunyi jam 03.00 sedangkan subuh kan jam 4.00 sampai 4.30 pak Gi?” tanya saya

“Alarm aku matikan” jawab pak Gi

“Lha kok dimatikan pak?” tanya saya

“Lha wong mengganggu tenan kok….aku matikan saja…terus tidur lagi” jawab pak Gi enteng..

Wakakakakakakkakakakkak

Glodak tenan

………………………………………….

Saya jadi teringat sebuah artikel di majalah SWA.[1] ; menyebutkan menurut sebuah studi sekitar 80 % orang pada akhir Januari sudah lupa atau kehilangan komitmen untuk menjalankan resolusi atau apa yang mereka rencanakan pada malam tahun baru.

Dan pak Gi tidak sendiri, ternyata 4/5 orang atau hampir semua orang lupa dengan apa yang mereka rencanakan. Banyak orang yang tidak konsisten atau komitmen untuk melaksanakan apa yang telah mereka rencanakan.

Masalah komitmen pada pelaksanaan ini demikian penting, Seperti yang ditulis Stephen R. Covey[2], dalam Principle –centered Leadership bahwa efektivitas suatu keputusan tergantung kepada dua hal yaitu kualitas keputusan itu sendiri dan komitmen bersama dalam menjalani keputusan itu. Artinya sekalipun keputusan itu sempurna karena disusun oleh pakar tingkat dunia, namun komitmen dalam melakukan sangat rendah atau tidak ada komitmen maka keputusan itu tidak ada artinya karena tidak dikerjakan. Karena itu membangun komitmen bersama dengan keteladanan adalah sangat vital sebelum melakukan langkah-langkah manajemen selanjutnya. Intinya ada pada eksekusi. Jadi kesimpulannya eksekusi adalah “the missing link between aspirations and results”.

Jadi kalo ga ada eksekusi sama saja tetap menggantung (missing link) seperti yang dialami oleh pak Gie…


[1] Irwan Rei; Mengukir dan Mengukur Rencana; Majalah SWAsembada,SWA07/XXI/31 Maret – 13 April 2005

[2] Stephen R. Covey, 1996, Principle –centered Leadership Edisi Indonesia Kepemimpinan yang Berprinsip, 1997 Binarupa Aksara

Saturday, July 7, 2007

Dapat Janda

Sebelumnya minta maaf absen kelamaan sedang suiiibuuuk banget banyak target.... nah sekarang kembali bercerita....................
________________________________________________________________

Bagi anak laki-laki, momok terbesar dalam hidupnya adalah KHITAN

Yang terbayang adalah..

Sakit..

Jarum

Gunting

Pisau..

Hiiiiii ngeri banget deh.

…………………………………..

Akhirnya aku memutuskan berani disunat. Pulang dari sholat jum’at langsung dibawa bapak ke calak (tukang sunat).

Bismilahirahmaanirrohiim

Cekiiiiiiit… jarum suntik menembus pangkal titit

“auw” sakit sedikit

…………

“Sakit ga mas?” tanya calak itu padaku. Kelihatannya dia memencet kulit titit dengan pinset.

“ga pak” jawabku

Beberapa saat kemudian

Krês…krês….krêss…

Waduuuh ngeri banget dengerinnya.

…………..

“Udah selesai mas” kata calak

……………………..

Cenut-cenuuut…cenut-cenuuut, waduuuh nyerinya berdenyut-denyut.

Semalaman ga bisa tidur.. tetapi ditemani dengan setia oleh rasa nyeri yang berdenyut-denyut itu.. posisi apapun tidak nyaman untuk tidur. Miring, berbaring… dan jangan harap bisa posisi tengkurap… dijamin ga bisa dan ga berani…...akhirnya pagi tiba..

Bapak mencoba melihat tititku yang udah pake “koteka” perban…. Kayaknya beliau ngeri ngeliyat bentuknya..

“Ke dokter Maya ya Yus” kata bapak

(dokter Maya adalah langganan keluargaku kalo kami sekeluarga sakit)

……………………………………………………….

Nunggu empat antrian pasien…

“anak Yusuf Alam Romadhon” kata petugas administrasi

“Ya bu” kata bapak, kemudian aku dan bapak memasuki kamar periksa. Dan waduh dokternya wanita.

Ada apa ini mas Yusuf?” tanya bu dokter Maya

“Ini bu dokter, kemarin habis sunat di Calak… Oleh calak, pagi hari ini saya disuruh membuka perban. Saya ngeri ga berani membuka perban, minta tolong dokter Maya untuk membukakan. Dan mohon advis untuk pengobatannya sekalian. Maaf dokter” kata bapak.

“Mas Yusuf..berbaring di sana ya..” dokter Maya meminta aku berbaring

Berbaring.. buka sarung…malu sebenarnya membuka rahasia titit kepada wanita.. walopun diri ini masih anak-anak kelas tiga SD.

Tangan bu dokter Maya yang lembut menyentuh titit dan..

“krêk krêkk krêk” suara retakan perban lepas dari kulit dan..

Darah mengucur..

“ternyata sama calak tidak dijahit… di bawa ke OK saja ya..” kata bu dokter Maya

……………………………………..

Aku dibawa ke OK digendong bapak.. dalam keadaan terbuka..sehingga titit yang pake "koteka" terlihat jelas oleh siapa saja yang berpapasan. Malu karena aku bukan termasuk ekshibionis yang suka memamerkan tititnya di depan umum. Benar-benar pameran titit. Dan perasaan yang lebih dahsyat bergejolak waktu itu adalah mau diapain di OK ya? Dan benar..

Aku diperkosa oleh empat orang yang memegang erat-erat kedua tangan dan kedua kaki, di tengahnya pas menghadap tititku kayaknya seorang dokter..

Krêk krêkk krêk krêk krêkk krêk … suara retakan perban yang lepas dari kulit… diikuti rasa nyeri huebbaaat..terhuebaaaaat yang pernah aku alami. Dan..

“huaaaaa huaaaaaa huaaaaa” aku menjerit, menangis sekuat-kuatnya.. hingga bapakku sendiri pingsan, ditolong oleh perawat yang ada. Wah ada dua pasien sekaligus, aku dan partai tambahan bapakku sekarang jadi pasien.

Tidak nyeri? Berhenti?

“Mas Kalo disunat nangis..nanti kalo menikah dapat Janda lho…makanya jangan nangis” kata dokter yang bertindak sebagai operator yang ngetet-ngetet tititku.

“Mendengar kata-kata kalo menikah dapat janda… dan diberitahu agar jangan nangis aku berusaha berhenti nangisnya.

Tetapi ketika tindakan ngetet-ngetet dimulai ya ga bisa ditahan nangis, berontak, dan teriak-teriak sekuat tenaga.

Akhirnya selesai setelah satu jam berlalu. Sudah cukup membuat kelelahan.

Kemudian aku baru diberitahu, kalo luka bekas pemotongan preputiumnya ga dijahit, sehingga harus dibuat luka lagi, baru dijahit…

………………………..

Sunat ternyata menegangkan plus ancaman dapat janda. Pembaca mungkin penasaran, akhirnya aku menikah dengan siapa ya?

……………………..

Aku menikah dengan gadis perawan. Jadi ga benar mitos kalo sunat nangis nanti kalo nikah dapat janda.

…………………..

Kedua adikku (Tamrin dan Yamin) akhirnya kalo sunat tidak lewat calak tapi ke perawat bedah.. tidak mengalami sunat ulang seperti diriku. Tetapi untuk Tamrin, habis sunat malah main badminton.. akhirnya bekas luka sunatnya BENGKAK, bentuknya seperti kikil sapi tapi ukuran jumbo. Keduanya sunat ga pake nangis…so.. menikahnya juga dapat gadis perawan.

Kebersamaan yang Indah Kita

Daisypath Anniversary Years Ticker

hanya bisa mengucapkan...

zwani.com myspace graphic comments