my map

https://www.google.co.id/maps/@-7.5532988,110.7662994,189m/data=!3m1!1e3!4m2!5m1!1b1?hl=id

Thursday, January 31, 2008

Semakin terkenal dokter, ga pernah disebut gelarnya

Di Solo, tempat saya tinggal, bahasa Jawa berkolaborasi ato tepatnya menginfiltrasi bahasa Indonesia dengan sempurna. Banyak ungkapan-ungkapan bahasa Indonesia khas Solo yang sebenarnya merupakan bahasa Jawa yang dipaksakan jadi bahasa Indonesia

“Gimana… orange kok misih ga datang ke sini” kata seorang pengusaha

Iyae..udah tak bilangi suruh ke sini..orange tetep ga mau.. aku sampek bosen mbilangi orange” kata teman pengusaha.

Lha situ… misih sodarane tho… masak gak isa mbilangi?” kata seorang pengusaha tadi

Sodara….ya…sodara..tapi kalo masalah bisnis ya lain.. kemarin dia dah liyak-liyak punyake situ?” kata teman pengusaha satunya

Diane cuman liyak-liyak thok… ga ngasih omong apa-apa. Lha sama situ diae bilang apa-apa?” balas pengusaha tadi.

…………………………….

Termasuk menyebut dokter. Semakin terkenal seorang dokter, semakin tidak dihormati dalam mengungkapkannya ke orang lain ato malah ke dokter lain.

“Kemarin aku dah ke Syahril .. udah di kasih obat tapi belum ada kaceke” kata ibu yang memeriksakan anaknya ke dokter Yulidar.

(Maksud Syahril itu dokter Syahril)

“Kalo Yulidar itu ngasih obat dosise terlalu tinggi… tapi kalo Salimo itu kerendahen… “ kata seorang ibu-ibu yang bercerita kepada saya, saat makan di warung makan kolam renang Cokro.

(Maksud Yulidar adalah dokter Yulidar, sedang maksud Salimo adalah dokter Salimo)

“Lha kok ibu tahu..kalo dosisnya terlalu tinggi … sedang satunya dosisnya rendah?” tanya saya kepada ibu muda ini.

“Iya… kalo ke Yulidar… memang langsung sembuh…tapi anake langsung lemes gitu… berarti ketinggian kan dosise.. lha kalo ke Salimo itu … setelah minum berhari-hari baru anake bisa sembuh..” jelas ibu muda tadi yang mengantar anak dan suaminya yang sedang renang.

……………………………

Saya ga protes, maksudnya ga usah pakek nyebut dokter ga masalah, mbok nyebutnya pakek pak ato bu, kan para dokter yang disebut itu sudah sepuh, rata-rata sudah beranak cucu. Ya sedikit dihormatilah.

Hei mau protes sama siapa?

Yaa ini sekedar pemberitahuan aja… kok

Ada yang menarik di sini, ternyata dosis tinggi dipersepsi cepet sembuh tapi anaknya lemes. Sedangkan dosis rendah…sembuhnya lama.

Saya yakin, dokter kalo ngasih obat ato memilihkan dosis obat sudah sesuai aturan pakek. Hanya masalahnya di sini, kecepatan penyembuhan itulah yang dipersepsi orang sebagai dosis tinggi ato rendah.

Inilah bedanya antara kenyataan dan persepsi yang berkembang dalam benak orang ato masyarakat.

BAGIAN yang ga nyambung...


Inilah Sejarah Benda-benda Yang diAkrabi Kaum Lelaki dari Lahir sampai Akhir Hayat

Kembali ke bagian yang nyambung..

KIRA-KIRA KALO ANDA JADI DOKTER YANG DISEBUT DIATAS.. apa yang jadi pikiran dan perasaan ANda?

Tattoonya “my Ghost”

Banyudono adalah nama kecamatan di Boyolali. Di sana ada daerah yang dibangun oleh departemen sosial… tempat tinggal penampungan gelandangan dan orang terlantar (PGOT). Semua yang disana tidak ada satupun yang asli penduduk sana, semuanya adalah pendatang, dan semuanya berprofesi sebagai tukang ngamen, pemulung, dan pengemis di jalan. Ada juga yang jadi pengemis di ATM dekat UMS. Sehingga ada guyonannya...."Pen-denda ATM" dua orang yang mangkal di sana.

Sebuah perumahan satu blok atau lebih tepatnya satu RT (rukun tetangga) Pertama kali saya masuk di sana, memang tidak terlintas suasana kumuh, bersih, rumah tipe 15 – 20 alias kamar-kamar yang jadi rumah, tetapi karena dekat sekali atau dapat dikatakan mepet dengan percabangan sungai yang telah melewati perumahan. Aroma tidak sedap samar-samar tercium… mengisi atmosfir pemukiman itu.

Aliran sungai turun terjal tepat di belakang perumahan itu, sehingga suara-suara gerojogan air….merusak keheningan di malam hari, dan menjadi suara latar riuh rendah anak-anak yang bermain dan suara dentingan alat-alat dapur ibu yang memasak di siang hari.

Ketika bercakap-cakap langsung dengan mereka satu persatu, baru tampak bahwa mereka yang tinggal disana bukan tipe kebanyakan orang yang kita jumpai setiap hari di sekeliling kita.

Nama-nama mereka pun banyak yang tidak asli dan aneh…

Genjik (anak babi),

Mentik,

Muntu (Uleg-uleg = alat untuk menggiling sambel),

Gareng,

Gondes,

Kampret,

Klowor,

Codot,

Sotil….

sampai ada satu nama yang menurutku sangat aneh Tri Da Ko Can.

Kalo nama perempuan relative normal

“Bu Katmi, setiap hari pekerjaannya apa bu?” tanya saya

“Ya mangkal di Manahan, ngamen” kata bu Katmi

Saya pernah menjumpai seorang remaja umur 16 – 17 tahun menggendong bayi dan ternyata itu adalah anaknya sendiri.

Ada lagi bencong yang suka ngamen… kalo di sana, dia itu benar-benar laki-laki tulen… nama aslinya.. Basuki!

Wujud fisik apalagi, bentuk bentuk yang lazim. Saya baru tahu namanya tattoo letaknya di dahi.. ya ketika bertemu dengan mereka.. Tulisan tato di dahi pun juga tidak lazim “my ghost”. Jangan tanya masalah bau, jelas mereka itu bau. Sepertiga wanita adalah perokok. Masalah penyakit kulit sudah sangat lazim, gatal-gatal hampir dijumpai di setiap orang apalagi anak-anak. Kebiasaan minum minuman keras sudah menjadi ritual rutin harian… tetapi banyak pula yang sudah tobat tidak minum-minuman keras lagi.

Pak Jimin, yang jadi pak RT, adalah mantan peminum berat. Parkinsonisme atau orang jawa bilang buyuten.. tangan bergetar-getar adalah jejak yang tak dapat dihilangkan bahwa dia pernah menjadi peminum berat.


Kalau saya dan teman-teman PPAP (Pemberdayaan Perempuan dan Anak jalanan Perkotaan) SEROJA atau KAPAS (Keluarga Pengamen Surakarta) melakukan baksos, saya sangat berdisiplin tinggi dan memberikan pengawasan ekstra terhadap suntikan dan spuit. Saya tidak mau spuit itu disalahgunakan.

Di sektor-sektor lain daerah binaan SEROJA dan KAPAS seperti bantaran sungai, Nusukan.. daerahnya kumuh, banyak becek-becek bau, lalat bukan menjadi barang yang asing, anjing-anjing berseliweran di sana-sini.. ada salah seorang teman sejawat dokter, memang dia tipe orang yang selalu menjaga kebersihan, setiap pulang dari daerah seperti itu, semua yang menempel di tubuhnya segera masuk cucian…

Sekedar pengumuman SEROJA pernah dikunjungi oleh menteri pemberdayaan perempuan lho…ibu Meutia Hasan.

Wednesday, January 23, 2008

Nanti kalau pipisnya berwarna merah, kontrol lagi ya mas!

Ada yang menarik yang ingin saya ceritakan kepada pembaca; kisah seorang teman sejawat yang jaga di klinik 24 jam di Jakarta. Memang orang yang royal, sebutan untuk mereka yang suka “jajan” wanita pekerja seks komersial, dalam tata aturan norma di masyarakat bukanlah orang yang pantas untuk dikasihani.


Penyakit yang diderita adalah penyakit yang mereka buat sendiri. Akibatnya termasuk ketika dalam melayani mereka cenderung sebagian dokter suka “ngerjain” pasien-pasien dengan karakter seperti itu. Cara “ngerjain” pun macam-macam. Ada yang diinjeksi kanan kiri dengan tarifnya dua puluh kali harga obatnya. Atau harga jasa layanannya dinaikkan minimum tiga kali lipat. Inipun dianggap masih kurang. Bahkan sebagian merasa “berpahala” apabila mampu mengerjain pasien seperti itu, dengan harapan agar berpikir seribu kali bila “jajan”.

Uang untuk berobat sangat mahal, terlebih mereka yang sudah beristri dilarang berhubungan dengan istrinya sampai penyakitnya dinyatakan sembuh oleh dokter.

Agar para lelaki hidung belang ini kontrol lagi ke tempat praktik dokternya, sengaja sebagian dokter menambahkan obat tertentu yang membuat air seni pasien berwarna kemerahan. Sebelum peristiwa itu terjadi pasien dibekali dengan peringatan “pak, obat ini diminum pada hari ketiga, kalau habis minum obat ini, pipisnya berwarna merah, harus segera kontrol, kalau tidak bisa berbahaya!”

Kontan, dipastikan pasien akan kontrol pada hari ketiga, karena pipisnya pasti berwarna merah seperti darah disebabkan metabolit obat yang membuat warna pipis berwarna merah. Pasien tentu saja ketakutan dan kontrol kembali.

Setelah kembali, “nah ini kesempatan keduaku untuk ‘menggebug’ diri kau” kata dokternya dalam hati.



WASPADALAH! Akan terbentuk LSM yang mengadvokasi mereka dalam wadah EMPALROTAN (EMansipasi PAra Lelaki ROyal terTANtang).

Kebenaran teori big "BANG"

Ga usah diteorikan secara detil ya... begini nih cerita kebenaran teori big "BANG"




ternyata tetap relevan melintasi berbagai peradaban.... he he he

Kalo yang berikut bukan bang tapi "bang" cahaya..



Dan kalo ini.... sudah pada tahu... he he he
"Bang" Yusuf....



halllaah...

Friday, January 18, 2008

Kiamat Anak Kos

“Kalo bepergian jangan direncanakan…kebanyakan rapat malah ga jadi” Kata Slamet, teman kos dulu sewaktu mahasiswa, yang aslinya dari Bayat Klaten. Kalo pengen ngliyat bagaimana profil orang ndeso yang bener-bener ndeso… inilah dia orangnya…nDEso ABIz, walopun statusnya mahasiswa!!! Sorry ya Met.. jero banged.

“Kita mau pergi kemana?” tanya Yanuar

“Kita ke Tawangmangu yuk.. terus ke Sarangan… ke Ngawi..terus pulang” Usul Hendra

“OK ayo kita berangkat sekarang” ajak Herman.

Akhirnya “rapat” selesai, bubar… masing-masing orang berbenah diri. Dasar anak kos yang cuek. Semuanya pergi pakek sandal jepit.

Weng huweng…weng weng….. sepeda motor dipecut menuju Tawangmangu..

Wah nekat benar… hanya ngobrol-ngobrol… jadi beneran..

Wuss … subhanallah perjalanan yang menyenangkan. Piknik dadakan. Naik turun gunung..

Yang mampir di Tawangmangu atau di Sarangan ga usah diceritain.. ceritanya sama dengan wisata-wisata yang lain aja..

Yang heboh… yang ini niich..

Sudah sangat siang… jam 14.00 belum makan… intir-intir perut nih udah luappaaar banget..

Akhirnya mampir di rumah makan yang sederhana…. Maklum anak kos cari yang murah porsi besar… efektif dan efisien… standarnya rumah makan supir truk. Lawuhe tenanan (Lauknya sungguh-sungguh)……ukuran jumbo, harga manbo.

Duduk-duduk nunggu pesenan makan selesai…

Nah kebiasaan buruk anak-anak kos mulai lagi.

“Eh di Bayat ada rumah makan kayak begini ga?” kata Yanuar

Ada… menunya tempe penyet..tapi menyetnya pake kaki” kata Hendra

“Wakkakkkak akkkakkkakaak” derai tawa mengurai deras, sederas hujan yang sangat lebat. Dasar anak-anak kos laki-laki…kasar banged guyonannya.

………………………..

Menu makanan yang dipesan sudah dihantarkan dan siap dikerjain, maksudnya sudah terhidang dihadapan masing-masing orang.

Nyam nyam glek

Nyam nyam… glek

Sruut glek

Makan selesai….

………………………………….

Masuk seorang pemuda umur 35 tahun, wajahnya memang lucu, kulit hitam untuk ukuran orang Indonesia, rambut keriting…..

Penyakit tukang komentar anak-anak kos kambuh lagi

“Ssst… ada orang Bayat lewat…” kata Herman

“Wikiikkkikkkikkkikkk” Hendra, Herman, dan Yanuar terkikik-kikik ketawanya

“Apa… orang pitak?” tanya Dodik

“Wikikkkikkiiikkikkk” kali ini yang cekikikan tambah meluas… dan mengundang yang lain.. ikut memandangi pemuda yang barusan lewat mau masuk.

…………………………..

Ternyata….

Pemuda tadi GR

Dia merasa dihina…dan diejek..

Tak disangka dia mendatangi Herman, Hendra dan Yanuar

“Kamu tadi ngomong apa?” bentak pemuda tadi

“……” Herman, Hendra, dan Yanuar tidak menjawab, hanya memberi isyarat tangan kalo mereka bertiga minta maaf…

“Ga kok mas … maaf” Yanuar akhirnya berani ngomong

“Awas ya kalian….” Pemuda itu menuding-nuding, kemudian bergerak ke belakang, menuju tumpukan jaket dan helm yang kami pake, mengawut-awut jaket, melempar helm,

Dan….

Dia mengambil dua botol minuman bersoda Fanta dan Sprite

Prooook dusss

Botol itu pecah, pecahannya… untungnya yang kecil mengenai kulit atas daun telinga kiri Hendro… darah merembes keluar..mengalir di pipi… seperti air mata tapi berwarna merah..

“Bubaaar !!!!” teriak pemuda tadi

……………………………………

Slamet yang jadi “korban” guyonan, segera mengambil langkah cerdik, dia mengeluarkan uang lima puluh ribu tiga lembar, memberikan kepada pemilik warung…

“Bu… ini uang untuk bayar semuanya ya bu… ga usah dihitung yang penting biar tidak ada keributan di warung ini… kalo kelebihan kembaliannya saya ikhlaskan, tapi kalo kurang mohon diikhlaskan ya bu” kata Slamet

“Iya mas… ayo mas cepat-cepat berkemasnya” kata ibu pemilik warung

Meskipun dalam suasana mencekam, ternyata anak-anak kos itu masih terampil menangkap helm dan jaket yang dilempar pemuda yang ngamuk tadi…

Segera anak-anak kos itu berkemas menuju parkiran sepeda motor dan segera memecut sepeda motornya melanjutkan perjalanan kembali.ke Solo…

Wahhhahh legaaaaaa

Masih untung pemuda tadi bersama dengan anak dan istrinya. Tampak istrinya berusaha menenangkan suaminya agar tidak mengamuk…

Perjalanan spontanitas yang berakhir dengan KIAMAT ANAK KOS

……………………………….

Terlalu kompak, terlalu berlebihan bercanda… memang akhirnya tidak baik. Karena itu perlu control diri sebelum berubah menjadi bencana. Seperti pada kasus di atas berubah menjadi KIAMAT ANAK KOS.

Adapted from my true story…

Friday, January 11, 2008

NgeTHANG gigi

Semalaman pak Jimin muda tidak bisa tidur..... jangankan tidur nyenyak… tidur barang setengah jam saja tidak bisa….
Nyut…nyut… nyut…nyut…
Thêng… thêng… thêng….thêng…


Serangan rasa sakit yang berdenyut-denyut bergantian antara gigi dan kepala…
Badan secara utuh tidak ada yang sakit… tapi… ini bagian kecil saja… waduh.. bikin pyusiiiing minta ampyuuuuunn…

Kalo empat malam sebelumnya tidak seberapa nyerinya… masih bisa tidur… tiga sampai empat jam dalam semalam… lumayan cukup untuk melemaskan otot-otot punggung dan pinggang yang seharian digunakan untuk mencangkul di sawah…

Tapi malam tadi benar-benar sangat menyiksa…
Berkumur-kumur dengan air garam dari yang hangat sampai panas sudah dilakukan.

Hasilnya?

NIHIL.. NOL BESAR..

Ga ngefek.
Obat dari Puskesmas sudah diminum hingga butir terakhir….
Juga sama
Ga ngefek..

Bingung harus diapain gigi ini… dikasih obat ga efek… dikumurin air garam mulai dari yang hangat hingga yang panas ga ngefek… tidur tidak nyenyak… makan tidak enak.. seluruh urusan dunia saat ini tidak ada yang lebih penting dan menyita perhatiannya selain tertuju pada petak kecil satu biji giginya yang tertatanam di geraham.
………………………….

Hingga muncul ide gila.. ide yang paling gila untuk mengatasi masalah gigi yang sangat menyebalkannya…

“Akhirnya saya tang pak dokter, gigi yang bikin masalah besar itu” kenang pak Jimin tua kepada saya saat menceritakan pengalamannya yang menyebalkan dengan sakit gigi, selesai rapat RT di rumah pak Sugeng.
“Ditang?” tanya saya.. saya membayangkan bahwa tang adalah salah satu perlengkapan para montir bengkel… kotor dan tidak higienis.
“Iya saya tang….. tangan kanan memegang tang… sementara tangan kiri berpegangan tiang rumah dari kayu.” Kata mbah Jimin

“Terus?” tanya saya penasaran
“Dengan sekuat tenaga menahan rasa sakit…Pêrrrrrêêêêêêêês... Akhirnya berhasil… darah sampek kothos-kothos…mengalir deras…” kata mbah Jimin. Kali ini beliau mulai bersemangat gaya berceritanya.

“Akhirnya berhenti mbah?” tanya saya
“Ya agak lama…. Terus berhenti darah yang keluar…” jelas mbah Jimin

“Terus giginya yang dicabut itu utuh pak?” tanya saya

“Dicabut gimana tho pak dokter… Pêrrrrrêêêêêêêês …itu maksudnya diremuk pakek tang!” jelas mbah Jimin dengan bersemangatnya..
………………………………

Pêrrrrrêêêêêêêês … ternyata gigi diremuk pakek tang….
Benar-benar ide paling gila dan paling nekat mengatasi gigi sakit yang pernah saya dengar…

Gimana nih pak/bu dokter gigi ngadepin pasien kayak gini?

Terbuka rahasia diri


Sebuah malam di masjid Agung Surakarta………
“ghooo’ (ﻍ)” dan
“khooo’ (ﺥ)” kadang-kadang
“ssiin (س)”

Suara-suara itu…. Keluar dari banyak mulut yang merupakan hasil resonansi tenggorokan, langit-langit lunak….sebagian rongga hidung… dan menghasilkan suara yang sepintas lalu seperti orang yang berlatih diri mengeluarkan huruf-huruf hijaiyah yang berat. Yaitu keluarnya dari dasar mulut… atau biasa disebut tahsin… cuman yang “berlatih” mengeluarkan suara-suara seperti itu adalah orang-orang yang sedang tidur…

Sederhananya mereka itu NGOROK!

Itulah saat-saat tidur di masjid Agung Surakarta dalam acara MABIT..
MABIT arti harfiahnya menginap… tapi ini adalah acara dengan di dahului tausiyah sebelum tidur… kemudian tidur …. Sholat malam bersama-sama… kemudia sholat subuh berjamaah… dzikir pagi Al-ma’tsurat bersama-sama… kemudian pulang…..

Yang paling aku senangi dalam acara itu adalah bila imam sholat malam berjamaahnya adalah ustadz Sihabudin, pimpinan pondok pesantren Isykarima.. wah subhanallah suaranya.. tartil baca Qur’annya.. mengingatkan akan murotal syeh Sudais… hanyut dalam suasana khusyuk.. hingga banyak meneteskan air mata dan menangis tersedu-sedu… ingat dosa-dosa yang telah banyak diperbuat.. akan kemunafikan diri… akan nasib diri di depan pengadilanNya besok di hari pembalasan… semuanya terhanyut dalam suasana rukhiyah yang tinggi…
…………………………………




Ketika masih mahasiswa dan akhirnya memutuskan harus menjalani operasi Palomo untuk varicocel yang saya derita…. Ada satu hal yang saya khawatirkan.. diantara banyak hal yang saya khawatirkan lainnya…

Yaitu.. ketika bangun dari anestesi… banyak pasien yang dalam bahasa jawa ngelindur (mengigau) tentang hal-hal rahasia yang selama ini banyak mereka lakukan. Dalam keadaan tidur atau peralihan bangun dari zat anestesi atau kesadaran berkabut seperti trauma kepala… seringkali mengigau.. mengenai hal-hal yang selama ini banyak dilakukan…..mengendap dalam alam bawah sadar…

Bingung ya mencerna kata-kata dalam kalimat terakhir? Saya sendiri kesulitan mengekspresikannya kok… berarti sama…

Intinya ikuti kisah nyata berikut ini….

Seorang bapak berusia 50-an tahun masuk karena trauma kepala dan tidak sadarkan diri.. mau tahu sebabnya? Sebabnya adalah terjatuh dari pohon kelapa….
Pasien akhirnya didiagnosis menderita commotio cerebri atau orang awam biasa menyebut gegar otak…

Jam dinding memperlihatkan pukul 02.30.
Di bangsal gawat bedah.. terdengar suara merdu lantunan Al-Qur’an… saya terpesona dengan suara itu dan mencari di mana sumber suara itu….
Saya scan seluruh ruangan terutama para penunggu pasien… semuanya tertidur lelap… ngorok….kemudian… sumber suara itu makin keras karena saya mendekati sumber suara itu…

Dan….
Bapak yang berusia 50-an tahun yang masuk karena jatuh dari pohon kelapa itulah yang melantunkan suara merdu Al-Qur’an…
Subhanallah..
………………………………..

Di bangsal yang sama esok harinya..
Masuk pemuda dalam keadaan tidak sadar… karena benturan kepala… disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas… ada riwayat mabuk saat mengendarai sepeda motor…
Pemuda ini didampingi wanita cantik.. dan ternyata saya ketahui belakangan bahwa dia adalah istrinya..


Ada perbedaan yang mencolok antara pemuda tadi dengan bapak yang jatuh dari pohon kelapa..
Ketika mengigau dalam keadaan tidak sadar… masya Allah.. kata-kata yang keluar…
Seluruh kata-kata jorok…seluruh pisuhan yang menyangkut nama-nama hewan… bahkan istrinya sendiri disebut… maaf “lonte”…sebutan kasar untuk PSK (Pekerja Seks Komersial)..
…………………………

Pengalaman hidup seseorang..terutama apa yang paling sering mereka lakukan secara sadar… akhirnya mengendap dalam alam bawah sadar…

Seperti bapak yang jatuh dari pohon kelapa…. Pada jam 02.30 biasa sholat malam, tilawah Qur’an hingga hafal… dan pada saat kesadaran itu terenggut… telah menjadi alam bawah sadarnya… jadilah mengigau.. hafalan Qur’annya seperti kaset yang sedang diputar… kaset pengalaman hidupnya di masa lalu sedang dipertunjukkan…

Demikian juga dengan pemuda tadi… rekaman pengalaman hidup dalam alam bawah sadarnya banyak minum…mengumpat dengan kata-kata kasar… merendahkan istrinya.. semuanya seperti diputar kembali…
…………………………………….

Terbukalah rahasia diri.. saat tidak sadar minimum saat tidur… yang netral yaitu ngorok… hingga mengigau ketika seseorang sedang tidak sadar yang agak dalam…. sebuah rahasia alam bawah sadar… rekaman apa-apa yang paling sering kita lakukan dalam hidup kita…

Wallahua’lam

Friday, January 4, 2008

Gagasan Brilian

Mengungkapkan sebuah gagasan apalagi gagasan yang brilian bukanlah perkara yang mudah...
hambatan terbesar adalah MALU atau DIPERMALUKAN kalau gagasan itu aneh...
tidak LAZIM, bahkan ga populer... NYENTRIK



Tetapi tidak semua gagasan brilian itu mesti ada manfaatnya..
bahkan seringkali hanya ISENG... tuh liyat sendiri..



kadang-kadang hanya untuk menunjukkan sesuatu yang spektakuler



dan yang lebih parah hanya benar-benar untuk sekedar tampil beda...



Ada juga sih yang bermanfaat tapi gimana yaa... ga pas ato lebih tepatnya ga sopan gitu...
keliyatan aslinya... apalagi sedikit menggetarkan badan... terutama kalo pas keblet banget... trus keluar lancar... lha di akhir itu ada gerakan geli menggetarkan badan... pertanda refleks pengosongan kandung kemih sedang bekerja...



TErakhir ... yah kita akui saja kalo manusia dikasih otak yang mampu menghasilkan ide brilian...
ternyata juga bisa menghibur... tertuama pas sedang terkena bencana seperti saat ini BANJIR..



dan yang lebih penting...!
Gagasan brilian jangan sampai mengganggu kenyamanan UMUM

Informed Consent

Informed consent adalah suatu proses yang menunjukkan komunikasi yang efektif antara dokter dengan pasien, dan bertemunya pemikiran tentang apa yang akan dan apa yang tidak akan dilakukan terhadap pasien. Informed consent dilihat dari aspek hukum bukanlah sebagai perjanjian antara dua pihak, melainkan lebih ke arah persetujuan sepihak atas layanan yang ditawarkan pihak lain.[1]

Definisi operasionalnya adalah suatu pernyataan sepihak dari orang yang berhak (yaitu pasien, keluarga atau walinya) yang isinya berupa izin atau persetujuan kepada dokter untuk melakukan tindakan medik sesudah orang yang berhak tersebut diberi informasi secukupnya.[2]

Tiga elemen Informed consent [3]

1. Threshold elements

Elemen ini sebenarnya tidak tepat dianggap sebagai elemen, oleh karena sifatnya lebih ke arah syarat, yaitu pemberi consent haruslah seseorang yang kompeten (cakap). Kompeten disini diartikan sebagai kapasitas untuk membuat keputusan medis. Kompetensi manusia untuk membuat keputusan sebenarnya merupakan suaut kontinuum, dari sama sekali tidak memiliki kompetensi hingga memiliki kompetensi yang penuh. Diantaranya terdapat berbagai tingkat kompetensi membuat keputusan tertentu (keputusan yang reasonable berdasarkan alasan yang reasonable).

Secara hukum seseorang dianggap cakap (kompeten) apabila telah dewasa, sadar dan berada dalam keadaan mental yang tidak di bawah pengampuan. Dewasa diartikan sebagai usia telah mencapai 21 tahun atau telah pernah menikah. Sedangkan keadaan mental yang dianggap tidak kompeten adalah apabila mempunyai penyakit mental sedemikian rupa sehingga kemampuan membuat keputusan menjadi terganggu.

2. Information elements

Elemen ini terdiri dari dua bagian yaitu, disclosure (pengungkapan) dan understanding (pemahaman).

Pengertian ”berdasarkan pemahaman yang adekuat membawa konsekuensi kepada tenaga medis untuk memberikan informasi (disclosure) sedemikian rupa sehingga pasien dapat mencapai pemahaman yang adekuat.

Dalam hal ini, seberapa ”baik” informasi harus diberikan kepada pasien, dapat dilihat dari 3 standar, yaitu :

o Standar Praktik Profesi

Bahwa kewajiban memberikan informasi dan kriteria ke-adekuat-an informasi ditentukan bagaimana BIASANYA dilakukan dalam komunitas tenaga medis.

Dalam standar ini ada kemungkinan bahwa kebiasaan tersebut di atas tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial setempat, misalnya resiko yang ”tidak bermakna” (menurut medis) tidak diinformasikan, padahal mungkin bermakna dari sisi sosial pasien.

o Standar Subyektif

Bahwa keputusan harus didasarkan atas nilai-nilai yang dianut oleh pasien secara pribadi, sehingga informasi yang diberikan harus memadai untuk pasien tersebut dalam membuat keputusan. Kesulitannya adalah mustahil (dalam hal waktu/kesempatan) bagi profesional medis memahami nilai-nilai yang secara individual dianut oleh pasien.

o Standar pada reasonable person

Standar ini merupakan hasil kompromi dari kedua standar sebelumnya, yaitu dianggap cukup apabila informasi yang diberikan telah memenuhi kebutuhan umumnya orang awam.

3. Consent elements

Elemen ini terdiri dari dua bagian yaitu, voluntariness (kesukarelaan, kebebasan) dan authorization (persetujuan).

Kesukarelaan mengharuskan tidak ada tipuan, misrepresentasi ataupun paksaan. Pasien juga harus bebas dari ”tekanan” yang dilakukan tenaga medis yang bersikap seolah-olah akan ”dibiarkan” apabila tidak menyetujui tawarannya.

Consent dapat diberikan :

a. Dinyatakan (expressed)

o Dinyatakan secara lisan

o Dinyatakan secara tertulis. Pernyataan tertulis diperlukan apabila dibutuhkan bukti di kemudian hari, umumnya pada tindakan yang invasif atau yang beresiko mempengaruhi kesehatan penderita secara bermakna. Permenkes tentang persetujuan tindakan medis menyatakan bahwa semua jenis tindakan operatif harus memperoleh persetujuan tertulis.

b. Tidak dinyatakan (implied)

Pasien tidak menyatakannya, baik secara lisan maupun tertulis, namun melakukan tingkah laku (gerakan) yang menunjukkan jawabannya.

Meskipun consent jenis ini tidak memiliki bukti, namun consent jenis inilah yang paling banyak dilakukan dalam praktik sehari-hari.

Misalnya adalah seseorang yang menggulung lengan bajunya dan mengulurkan lengannya ketika akan diambil darahnya.

Proxy Consent

Adalah consent yang diberikan oelh orang yang bukan si pasien itu sendiri, dengan syarat bahwa pasien tidak mampu memberikan consent secara pribadi, dan consent tersebut harus mendekati apa yang sekiranya akan diberikan oleh pasien, bukan baik buat orang banyak).

Umumnya urutan orang yang dapat memberikan proxy consent adalah suami/istri, anak, orang tua, saudara kandung, dst.

Proxy consent hanya boleh dilakukan dengan pertimbangan yang matang dan ketat.

Konteks dan Informed Consent

Doktrin Informed Consent tidak berlaku pada 5 keadaan :

1. Keadaan darurat medis

2. Ancaman terhadap kesehatan masyarakat

3. Pelepasan hak memberikan consent (waiver)

4. Clinical privilege (penggunaan clinical privilege hanya dapat dilakukan pada pasien yang melepaskan haknya memberikan consent.

5. Pasien yang tidak kompeten dalam memberikan consent.

Contextual circumstances juga seringkali mempengaruhi pola perolehan informed consent. Seorang yang dianggap sudah pikun, orang yang dianggap memiliki mental lemah untuk dapat menerima kenyataan, dan orang dalam keadaan terminal seringkali tidak dianggap “cakap” menerima informasi yang benar – apalagi membuat keputusan medis. Banyak keluarga pasien melarang para dokter untuk berkata benar kepada pasien tentang keadaan sakitnya.

Sebuah penelitian yang dilakukan Cassileth menunjukkan bahwa dari 200 pasien pengidap kanker yang ditanyai sehari sesudah dijelaskan, hanya 60 % yang memahami tujuan dan sifat tindakan medis, hanya 55 % yang dapat menyebut komplikasi yang mungkin timbul, hanya 40 % yang membaca formulir dengan cermat, dan hanya 27 % yang dapat menyebut tindakan alternatif yang dijelaskan. Bahkan Grunder menemukan bahwa dari lima rumah sakit yang diteliti, empat diantaranya membuat penjelasan tertulis yang bahasanya ditujukan untuk dapat dimengerti oleh mahasiswa tingkat atas atau sarjana dan satu lainnya berbahas setingkat majalah akademik spesialis.

Keluhan pasien tentang proses informed consent :

o Bahasa yang digunakan untuk menjelaskan terlalu teknis

o Perilaku dokter yang terlihat terburu-buru atau tidak perhatian, atau tidak ada waktu untuk tanya – jawab.

o Pasien sedang dalam keadaan stress emosional sehingga tidak mampu mencerna informasi

o Pasien dalam keadaan tidak sadar atau mengantuk.

Keluhan dokter tentang informed consent

o Pasien tidak mau diberitahu.

o Pasien tak mampu memahami.

o Resiko terlalu umum atau terlalu jarang terjadi.

o Situasi gawat darurat atau waktu yang sempit.



[1] Budi Sampurna, Zulhasmar Syamsu, Tjetjep Dwijdja Siswaja, Bioetik dan Hukum Kedokteran, Pengantar bagi Mahasiswa Kedokteran dan Hukum, Penerbit Pustaka Dwipar, Oktober 2005

[2] Sofwan Dahlan, 2003, Hukum Kesehatan Rambu-rambu bagi Profesi Dokter, Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang hal 37

[3] Budi Sampurna, Zulhasmar Syamsu, Tjetjep Dwijdja Siswaja, Bioetik dan Hukum Kedokteran, Pengantar bagi Mahasiswa Kedokteran dan Hukum, Penerbit Pustaka Dwipar, Oktober 2005

Kebersamaan yang Indah Kita

Daisypath Anniversary Years Ticker

hanya bisa mengucapkan...

zwani.com myspace graphic comments