Tubuh manusia tersusun atas triliunan sel. Setiap satu
kilogram tubuh manusia tersusun kurang lebih satu triliun sel. Jadi kalau
seseorang berat badannya 80 kilogram, maka jumlah sel yang menyusun tubuhnya
adalah sekitar 80 triliun sel. Rata-rata diameter sel penyusun tubuh kita
sekitar 20 mm
atau 20 mikron (1 mikron = seperseribu milimeter, satu milimeter = seperseribu
meter, jadi 1 mikron = sepersatujuta meter). Sel tubuh yang paling aktif
bergerak adalah sel darah merah. Jadi kalau tinggi badan seseorang adalah 1,8
meter, dimana satu sel darah merah yang diameternya sekitar 7 – 9 mikron, maka
jarak tempuh perjalanan sel darah merah mengelilingi tubuh mendekati SATU JUTA
kali ukuran badannya sendiri. Ibaratnya jarak jangkauan kaki berjalan SATU
meter, maka dalam skala yang sama, berjalan SATU KOMA DELAPAN JUTA meter (ini
baru satu perjalanan pergi belum pulangnya kalau perjalanan pulang pergi,
ibaratnya menempuh perjalanan TIGA KOMA ENAM JUTA meter).
Gambar . Salah satu contoh fenomena alam semesta dalam tubuh
manusia. Sel darah merah berukuran 8 – 9 mikron yang mengelilingi tubuh
seseorang yang tingginya 180 cm. Bila satuan mikron dijadikan meter, maka jarak
tempuh sel darah merah pulang pergi adalah 3,6 juta meter atau 3.600 kilometer!
Di dalam tubuh manusia, tampaknya sel telur merupakan sel
terbesar dengan diameter 130 mikron, sel kulit diameternya 30 mikron, sedangkan
sel sperma panjang 60 mikron dan diameter kumparan selnya 5 mikron. Di dalam
sel terdapat organel (organ milik sel) di dalamnya terdapat kromosom X saat sel
sedang aktif mengalami pembelahan panjangnya 7 mikron dan diameternya
kumparannya sekitar 0,8 mikron, mitokondria dimensinya 4 ´ 0,8 mikron, lisosom
(tempat enzim dalam sel) diameternya 1 mikron, tempat pembuatan protein
(ribosom) diameternya 30 nano (1 nano meter / nm = seperseribu mikron, kalau
akhir-akhir ini berkembang istilah teknologi nano, artinya teknologi yang
dimiliki manusia saat ini sudah mampu mengintervensi sampai pada ukuran nano
meter tersebut).
Gen adalah molekul yang saling berpadu membentuk kode
genetik, yang selanjutnya kode genetik inilah yang menentukan struktur
penampakan kita sebagai individu. Molekul gen ini disebut dengan Deoxyribo
Nucleic Acid (DNA). Bila dirinci lebih lanjut, molekul-molekul DNA ini
membentuk untaian-untaian kode genetik dalam formasi tiga-tiga. Artinya setiap
tiga molekul DNA dengan rumus tertentu membentuk satu molekul asam amino. Ada
enam puluh empat macam kombinasi kode genetik dalam membentuk dua puluh asam
amino.
DNA ini diibaratkan sebagai perpustakaan maha raksasa dalam
ukuran enzim yang berfungsi mencari kode genetik yang diperlukan untuk menyusun
protein tertentu dengan rumus cetakan ada di perpustakaan tersebut. Kalau
dilihat diameter molekul protein enzim itu ukurannya 10 nanometer (10 nm)
dibandingkan panjang DNA yang bila dibentangkan (setiap sel) bisa mencapai 3
meter (1 nanometer = 10-9 meter).
Kalau enzim pencari kode genetik untuk sintesis protein di
perpustakaan DNA, maka bila diameter enzim dibuat dalam ukuran 1 meter, maka
panjang perpustakaan kode DNA bisa mencapai 3 ´
109 = 3 miliar meter = 3 juta km.
Gambar. Posisi kromosom, DNA (sebagai perpustakaan kode
genetik) dan enzim pembaca/pencari kode genetik. Bila dibentangkan DNA setiap
sel panjangnya bisa mencapai tiga meter, sementara enzim pembaca kode genetik
ukurannya dalam ukuran nanomikron. Kalau ukuran nanomikron dijadikan dalam meter,
maka panjang DNA yang tiga meter itu menjadi tiga juta kilometer.
Di perpustakaan raksasa DNA inilah tersimpan semua informasi
cetak biru kehidupan biologis kita yang menentukan perbedaan warna rambut kita,
bentuk rambut kita apakah lurus atau kriting, menentukan jenis ribuan enzim
yang ada di dalam tubuh kita, hormon, protein darah, golongan darah, dan semua
aspek dari struktur biologis tubuh kita ditentukan oleh rangkaian kode genetik
tersebut. Kode genetik antara satu orang dengan yang lain berbeda-beda. Jadi,
tidak ada yang sama, walaupun tingkat perbedaannya kurang dari setengah persen.
Berarti tingkat kemiripan sesama spesies manusia lebih dari 99,5 % sama.
Perbedaan yang kurang dari setengah persen itu cukup membuat keanekaragaman
penampakan manusia yang luar biasa, bahkan sampai yang ekstrem yaitu berbeda
ras, warna kulit, bentuk-bentuk fisik yang sama sekali berbeda.
Jadi untuk mensintesis suatu hormon misalnya insulin, ada enzim
tertentu yang harus melakukan scanning cepat di perpustakaan raksasa DNA
mencari kode genetik untuk mensintesis insulin. Yang menarik kok bisa tidak
salah baca kode? Ketika sudah menemukan kode genetik untuk sintesis insulin,
maka kode genetik tersebut dikopi menjadi tRNA kemudian diubah menjadi mRNA,
keluar dari inti, selanjutnya mRNA ini dijadikan semacam acuan bacaan “tukang
dapur” ribosom untuk mencari asam amino dalam sel agar sesuai dengan kode
genetik dasar tersebut. Jangan Anda bayangkan peristiwa ini berlangsung dalam
hitungan hari, peristiwa ini terjadi dalam hitungan detik! Seperti produksi
insulin respons berhamburannya glukosa dalam darah setelah kita makan, bukan
dalam hitungan hari, hitungan menit ke menit. Berarti di tingkat sel dalam
hitungan waktu detik ke detik.