Di lingkungan rumah sakit tempat habitat dokter, dokter diperlakukan oleh lingkungannya layaknya selebritis.. setiap hari perawat, dokter muda, muridnya dari profesi kesehatan lainnya dan para detailman/woman hampir selalu meminta tanda tangan.. jadi memang selebritis RS.. dan tentu saja ada infotainmentnya..

Cuman, ketika dihadapkan dengan pasien dan keluarganya... keadaan ini tidak seperti gambaran sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya. NIAT SAJA TIDAK CUKUP.... BUTUH KOMITMEN DAN PASSION untuk mewujudkan layanan yang lebih menyejukkan hati pasien yang sedang didera kekalutan berkaitan dengan permasalahan kesehatan bahkan nyawa...

Dokter juga makhluk sosial... seringkali ada ungkapan "BARU DIKATAKAN DOKTER KALO SUDAH PUNYA MOBIL, RUMAH MEGAH..." dan MASYARAKAT MENDUKUNG AKAN HAL TERSEBUT... dan menganggap dokter yang rumahnya, mobilnya biasa-biasa saja dianggap DOKTER YANG TIDAK SUKSES. Maka tidak salah saat melayani pasien dalam pikirannya dokter membayangkan mobil atau rumah yang menjadi idam-idamannya dan keluarganya.
Di bagian pendaftaran pun juga tidak kalah galak dan judesnya..
Seringkali pula dokternya berpenampilan asal-asalan seperti orang "kalah main judi" acak-acakan

Ato dokternya malah tidak memakai parfum ato bahkan belum sempat mandi saat memeriksa pasien... jadi menebarkan "pesona" yang dikira vitamin A = Asam dan vitamin K = Ketiak... he he

Jadi mewujudkan layanan yang ramah dan senyum yang tulus adalah sebuah perjuangan, di tengah tekanan tuntutan profesionalisme, posisi dokter yang rawan dituntut di pengadilan.. yang macamnya banyak : pengadilan profesi (Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia, Majelis Kehormatan Etik Indonesia, Ikatan Dokter/Profesi,) Pengadilan Negeri hingga Mahkamah Agung, Pengadilan Massa, dan Pengadilan PERS... yang kesemuanya berrisiko BLACK CAMPAIGN.. dan pembunuhan karakter dokter... SEMOGA PARA DOKTER BISA TABAH DAN BERSABAR UNTUK SELALU MEMBERIKAN PELAYANAN YANG RAMAH DAN SENYUM YANG TULUS.... AMIN
6 comments:
ternyata jadi dokter itu tidak mudah ya pak, selain butuh modal besar juga kesabaran dan keuletan yag luarbiasa. semoga pak yus dan bu yuni menjadi dokter kaffah yang barokah. amin :)
amin...amin ya robbal alamin...
maturnuwun Elen... sukses juga untuk jenengan amin..
jadi dokter memang tidak gampang ya bukan cuma hanya modal pinter dan biaya aja tapi harus ada komitmen-komitmen yang harus dipatuhi.
ya memang dokter harus ramah terhadap pasien biar pasien tuh tidak takut dan merasa dokter ini benar-benar melayani dengan setulus hati.....
good luck deh pak Yus dan bu Yuni....
salam
Bali Villa
Bali Villas
ya Alloh mas, njenengan adiknya dr.Dian Agami toh? hehehe... jadi gak enak nih, gara2 njenengan mampir di postingan saya trs ada komentator yg komen klo dr.Dian terlihat judes :D
pesen saya : jangan baca blog-nya dr.yusuf saat sedang rapat ... wakak-wakak....kakaka....
Masih beruntung dokter2 di Indonesia, durasi pendidikannya masih terbilang pendek. Di negara lain seperti di USA, yang mau masuk medical school harus ambil pre-med dulu sekitar 4 tahun sebagai S1-nya, lalu baru masuk med school sebagai S2. Dokter Indonesia itu muda2 =)
Post a Comment