my map

https://www.google.co.id/maps/@-7.5532988,110.7662994,189m/data=!3m1!1e3!4m2!5m1!1b1?hl=id

Sunday, July 11, 2010

Senyum seorang dokter

Pendidikan dokter memang butuh waktu lama... setidaknya 6 tahun untuk menjadi dokter umum... ditambah 3 - 4 tahun lagi untuk mendapatkan brevet spesialis.. butuh 3 tahun lagi untuk mendapatkan brevet subspesialis atau konsultan ahli.. Jadi kalo ditotal dokter menghabiskan waktu 12 TAHUN untuk mencapai puncak tertinggi profesinya...



Di lingkungan rumah sakit tempat habitat dokter, dokter diperlakukan oleh lingkungannya layaknya selebritis.. setiap hari perawat, dokter muda, muridnya dari profesi kesehatan lainnya dan para detailman/woman hampir selalu meminta tanda tangan.. jadi memang selebritis RS.. dan tentu saja ada infotainmentnya..



Cuman, ketika dihadapkan dengan pasien dan keluarganya... keadaan ini tidak seperti gambaran sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya. NIAT SAJA TIDAK CUKUP.... BUTUH KOMITMEN DAN PASSION untuk mewujudkan layanan yang lebih menyejukkan hati pasien yang sedang didera kekalutan berkaitan dengan permasalahan kesehatan bahkan nyawa...



Dokter juga makhluk sosial... seringkali ada ungkapan "BARU DIKATAKAN DOKTER KALO SUDAH PUNYA MOBIL, RUMAH MEGAH..." dan MASYARAKAT MENDUKUNG AKAN HAL TERSEBUT... dan menganggap dokter yang rumahnya, mobilnya biasa-biasa saja dianggap DOKTER YANG TIDAK SUKSES. Maka tidak salah saat melayani pasien dalam pikirannya dokter membayangkan mobil atau rumah yang menjadi idam-idamannya dan keluarganya.



Ketidakramahan dokter tidak sendiri, stafnya pun juga mengikuti, perawat galak...



Di bagian pendaftaran pun juga tidak kalah galak dan judesnya..


Seringkali pula dokternya berpenampilan asal-asalan seperti orang "kalah main judi" acak-acakan



Ato dokternya malah tidak memakai parfum ato bahkan belum sempat mandi saat memeriksa pasien... jadi menebarkan "pesona" yang dikira vitamin A = Asam dan vitamin K = Ketiak... he he


Jadi mewujudkan layanan yang ramah dan senyum yang tulus adalah sebuah perjuangan, di tengah tekanan tuntutan profesionalisme, posisi dokter yang rawan dituntut di pengadilan.. yang macamnya banyak : pengadilan profesi (Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia, Majelis Kehormatan Etik Indonesia, Ikatan Dokter/Profesi,) Pengadilan Negeri hingga Mahkamah Agung, Pengadilan Massa, dan Pengadilan PERS... yang kesemuanya berrisiko BLACK CAMPAIGN.. dan pembunuhan karakter dokter... SEMOGA PARA DOKTER BISA TABAH DAN BERSABAR UNTUK SELALU MEMBERIKAN PELAYANAN YANG RAMAH DAN SENYUM YANG TULUS.... AMIN



6 comments:

lady said...

ternyata jadi dokter itu tidak mudah ya pak, selain butuh modal besar juga kesabaran dan keuletan yag luarbiasa. semoga pak yus dan bu yuni menjadi dokter kaffah yang barokah. amin :)

Yusuf Alam Romadhon said...

amin...amin ya robbal alamin...
maturnuwun Elen... sukses juga untuk jenengan amin..

Bali Property said...

jadi dokter memang tidak gampang ya bukan cuma hanya modal pinter dan biaya aja tapi harus ada komitmen-komitmen yang harus dipatuhi.

ya memang dokter harus ramah terhadap pasien biar pasien tuh tidak takut dan merasa dokter ini benar-benar melayani dengan setulus hati.....

good luck deh pak Yus dan bu Yuni....

salam

Bali Villa

Bali Villas

ndutyke said...

ya Alloh mas, njenengan adiknya dr.Dian Agami toh? hehehe... jadi gak enak nih, gara2 njenengan mampir di postingan saya trs ada komentator yg komen klo dr.Dian terlihat judes :D

Lapak Q said...

pesen saya : jangan baca blog-nya dr.yusuf saat sedang rapat ... wakak-wakak....kakaka....

Anna Elissa said...

Masih beruntung dokter2 di Indonesia, durasi pendidikannya masih terbilang pendek. Di negara lain seperti di USA, yang mau masuk medical school harus ambil pre-med dulu sekitar 4 tahun sebagai S1-nya, lalu baru masuk med school sebagai S2. Dokter Indonesia itu muda2 =)

Kebersamaan yang Indah Kita

Daisypath Anniversary Years Ticker

hanya bisa mengucapkan...

zwani.com myspace graphic comments